Pemulihan Jangka Panjang Dimulai, KemenPU Garap Perbaikan Darurat Infrastruktur Sumatera

Kamis, 04 Desember 2025

    Bagikan:
Penulis: Dharma Sakti
Sambil fokus pada pekerjaan darurat, Kementerian PU telah mempersiapkan kerangka pemikiran untuk rehabilitasi dan rekonstruksi jangka panjang infrastruktur di Sumatera, mengingat skala kerusakan yang sangat besar dan kompleks.

Jakarta - Di balik desakan untuk memulihkan konektivitas sebelum libur akhir tahun, pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah memiliki perspektif jangka panjang. Menteri PUPR Dody Hanggodo secara realistis mengungkapkan bahwa rehabilitasi dan rekonstruksi (rehab-rekon) total infrastruktur jalan dan jembatan yang rusak parah di Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Aceh kemungkinan akan membutuhkan waktu yang tidak sebentar, bahkan bisa mencapai hitungan tahun. Pernyataan ini menegaskan skala kerusakan yang luar biasa dan komitmen untuk perbaikan yang berkelanjutan.

Pernyataan tersebut disampaikan usai Menpu bertemu dengan Gubernur Jawa Barat di Gedung Sate, Bandung, menunjukkan bahwa pembahasan penanganan bencana Sumatera telah menjadi perhatian tingkat nasional. Kerusakan yang terjadi bukan hanya sekadar jalan berlubang, tetapi mencakup puluhan jembatan putus, jalan yang amblas diterjang banjir bandang, serta lereng-lereng gunung yang longsor dan mengubah topografi. Memperbaiki ini semua tidak bisa dilakukan secara instan.

Oleh karena itu, strategi yang diambil adalah bertahap. Fase pertama, yang sedang berjalan sekarang, adalah penanganan darurat (emergency response). Fase ini bertujuan membuka akses secepat mungkin dengan solusi sementara seperti Jembatan Bailey dan perbaikan tanah dasar. Target 16 Desember dan sebelum Nataru adalah bagian dari fase ini, yang sifatnya menyelamatkan situasi dan mengembalikan mobilitas dasar.

Setelah akses darurat terpenuhi dan situasi stabil, akan masuk fase rehabilitasi. Pada fase ini, perbaikan yang lebih permanen akan dilakukan. Jembatan Bailey mungkin diganti dengan struktur sementara yang lebih baik, jalan darurat diperkuat, dan sistem drainase dibenahi untuk mengantisipasi musim hujan berikutnya. Fase ini membutuhkan perencanaan teknis dan penganggaran yang lebih matang.

Fase akhir adalah rekonstruksi, yaitu membangun kembali infrastruktur yang rusak dengan standar yang lebih baik dan tahan bencana (build back better). Ini adalah proses yang paling panjang dan membutuhkan kajian mendalam, seperti apakah jalur jalan perlu dialihkan, desain jembatan yang baru, serta penerapan teknologi rekayasa untuk stabilisasi lereng yang permanen. Proyek-proyek dalam fase ini akan menjadi bagian dari program pembangunan nasional tahun-tahun mendatang.

Kesiapan anggaran untuk proses panjang ini telah disiapkan. Menteri Dody menegaskan, "Berapa yang dibutuhkan kita ada," menunjukkan komitmen pemerintah untuk mendanai pemulihan hingga tuntas. Anggaran ini tidak hanya untuk fisik infrastruktur, tetapi juga untuk kegiatan pendukung seperti kajian geoteknik dan penyiapan lahan.

Dengan memahami bahwa pemulihan penuh adalah sebuah maraton, bukan lari sprint, masyarakat diharapkan dapat memiliki ekspektasi yang realistis. Pencapaian target sebelum Nataru adalah kemenangan pertama yang penting, tetapi perjalanan untuk membangun Sumatera yang lebih tangguh pascabencana masih panjang. Komitmen untuk menjalani proses tersebut dengan serius adalah wujud tanggung jawab negara kepada rakyatnya di daerah terdampak.

(Dharma Sakti)

Baca Juga: Membangun IKN Dengan Prinsip Zero Fatality: Komitmen Keselamatan Hutama Karya Di Proyek Strategis
Tag

    Bagikan:

Berikan komentar
Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.