GPEI Sulselbar: Ekspor Sulsel Masih Bergantung Pada Nikel

Selasa, 13 Mei 2025

    Bagikan:
Penulis: Samuel Irvanda
(Dokumen Pribadi/Arief R Pabettingi)

Ekspor dari Sulawesi Selatan (Sulsel) pada triwulan II tahun 2025 masih didominasi oleh nikel. Hal ini diungkapkan oleh Ketua Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) Dewan Pengurus Daerah (DPD) Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar), Arief R Pabettingi. "Pada triwulan kedua ini, komoditas nikel masih menjadi andalan ekspor Sulsel," ujar Arief saat dihubungi oleh Tribun-Timur.com pada hari Senin, 12 Mei 2025. Selain nikel, komoditas ekspor lainnya dari Sulsel mencakup rumput laut, serta produk perikanan seperti kepiting, cumi, dan gurita. Terdapat juga rempah-rempah, terutama cengkeh, merica, dan kopi. "Produk kelapa dan porang juga mengalami peningkatan ekspor yang signifikan pada bulan April ini," tambah Arief. Ia juga mencatat bahwa ekspor Sulsel pada triwulan II 2025 tidak jauh berbeda dengan triwulan I tahun 2024. Menurut Arief, hal ini disebabkan oleh kondisi geopolitik dan adanya konflik di beberapa negara. "Situasi ini mengakibatkan aktivitas pembeli di luar negeri tidak terlalu besar, sehingga mengurangi jumlah pesanan barang," jelasnya. "Ditambah lagi, aturan yang diterapkan oleh Donald Trump mengenai biaya masuk masih berlaku hingga saat ini," tambah Arief. Berikut adalah komoditas utama ekspor Sulsel dan negara tujuan utama berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel pada Maret 2025.

Komoditas Utama: Nikel menyumbang 56,22 persen, diikuti oleh besi dan baja sebesar 17,36 persen, biji-bijian berminyak 8,43 persen, garam, belerang, dan kapur 5,60 persen, serta lak, getah, dan damar 3,29 persen. Tujuan utama ekspor meliputi Jepang dengan 58,00 persen, Tiongkok 32,61 persen, Taiwan 2,12 persen, Bangladesh 1,95 persen, dan Vietnam 1,70 persen.

(Samuel Irvanda)

Baca Juga: Perbaikan Tata Kelola: Menteri ESDM Akan Tinjau Ulang Dan Cabut Izin Tambang
Tag

    Bagikan:

Berikan komentar
Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.